Minggu, 22 Agustus 2010
Pagi itu seperti biasa gua terbangun dan bersiap untuk berangkat sekolah. Dengan semangat gua ke sekolah yg terletak di Jl.Sukabakti, Curug - Tangerang. Sampai di sekolah pun gua belajar dengan semangat tanpa ada sedikit masalah. Namun selang beberapa jam (gua lupa jam berapa) bokap datang ke sekolah. Gua bingung sebenernya ada apa padahal gua gak ada masalah di sekolah.

Ternyata gua disuruh ijin pulang untuk pergi ke Klaten untuk menjenguk nyokap disana. Awalnya sih senang karena pulang duluan tapi juga heran sebenernya ada apa. Setelah sampai di rumah gua dan keluarga bersiap untuk berangkat. Rupanya tidak seperti biasa yang dalam perjalanan menggunakan transportasi darat namun saat itu menggunakan transportasi udara. Gua jadi curiga kenapa begitu terburu-buru tapi gua tetep positif thinking aja. Bokap sibuk mencari tiket untuk perjalanan dari pagi hingga siang tapi gak dapat juga. Hingga sekitar jam setengah 3 bokap di telefon entah siapa itu gua gak tau. Bokap juga berbicara dengan berbisik seperti menyembunyikan sesuatu. Setelah itu akhirnya dapat tiket sekitar jam 7an malam. Padahal saat dapat tiket itu baru jam 4.


Akhirnya kami menunggu sambil makan di suatu tempat dan sempat ngobrol biasa tapi saat gua bertanya untuk apa ke klaten mendadak gak di jawab. Gua makin curiga tapi gua masih tetap positif thinking aja. Jam pemberangkatan sudah pada waktunya dan gua pun berangkat tanpa ada perasaan apa pun yang mengganjal. Sesampainya di Bandara Adi Sucipto - Yogyakarta ternyata sudah ditunggu oleh salah seorang paman gua dengan menggunakan mobil. Kami pun langsung menuju ke Klaten saat itu jam 8 malam. Namun kami sempat mampir di salah satu warung lesehan untuk makan di daerah jalan Jog-Lo alias Jogja Solo. Gua juga merasa santai saja sepertinya takkan ada apa-apa,perjalanan pun dilanjutkan.


Sesampainya di rumah nenek gua, gua melihat ada bendera merah tepat di depan rumah. Gua gak tau apa artinya. Gua masuk ke rumah ternyata di ruang tamu ada sesosok tubuh yang ditutupi kain entah siapa awalnya gua gak tau. Dalam hati mulai gelisah dan bertanya-tanya siapa yang sudah tiada. Gua langsung menuju kamar nyokap untuk melihat keadaannya. Tapi ternyata di kamar tidak ada. Gua mencari di kumpulan orang pun tak ada. Gua tanya gak ada yang mau jawab. Sampai akhirnya entah jawaban dari mana air mata jatuh dengan sendirinya firasat mengatakan bahwa yang ditutupi kain tadi adalah orang gua cari. Semalaman gua menangis kehilangan. Selamanya gua gak akan ketemu lagi.


Esok harinya dengan tubuh yang masih lemas karena tertekan akan melaksanakan pemakaman jenazah tersebut. Gua mencoba tersenyum kepada semuanya walau sebenarnya hati menangis. Sebelum di bawa ke pemakaman gua dan keluarga diberi kesempatan terakhir kali melihat wajah nyokap. Setelah dibuka itu benar orang yang telah membesarkan dan melahirkan gua. 4 orang di belakang gua langsung megang gua dengan eratnya (maklum saat itu gua mudah mengamuk jadi semua takut gua melakukan hal aneh) tapi gua tetap tenang dan tabah seperti gua dberi kekuatan di deket nyokap.


Setelah itu jenazah disemayamkan di pemakaman terdekat, gua melihat untuk terakhir kalinya. Begitu pedihnya harus kehilangan orang yang sangat penting di hidup gua. Setelah jasad itu dimasukkan ke liang lahat dan dikubur dengan tanah yang cukup basah gua berpaling dan meratapi betapa gua belum berbuat yang bikin bangga beliau. Gua hanya menyakitinya.
Gua akan ingat semua nasihatnya sebagai hutang gua yang belum terbayar dan selalu berdoa akan beliau.

Cerita ini gua rasakan sendiri 17 - 18 Febuari 2OO6

Pesan gua,
Jangan sakiti ibumu,okay ;)


Angger